Oleh: Fatmalilia Atha Azzahra Di Makassar saban hari saya saksikan semakin banyak kafe dan warung-warung kopi bermunculan. Setiap berjalan beberapa meter selalu ada kafe mengantarai, bahkan banyak saya jumpai kafe berseberangan, saling berhadapan, atau hanya dipisahkan selapis tembok ruko. Kafe-kafe ini hadir dengan bermacam-macam konsep yang ditawarkan. Mulai dari kafe untuk yang workaholic, yang bernuansa chic ala-ala anak muda, atau yang dilengkapi buku-buku dan ruang-ruang diskusi. Tinggal pilih deh, enaknya nongkrong di mana. Dan berhubung pikiran saya sering melantur ke mana-mana. Fenomena kafe di Makassar jangan-jangan disebabkan oleh kebutuhan orang-orang untuk nongkrong, ngumpul-ngumpul, atau sekedar menghabiskan waktu luang. Secara gitu, Makassar banyak ditinggali oleh orang-orang urban yang hidup sendiri (jauh dari keluarga) jadi untuk menghabiskan waktu luang dan bersosialisasi dengan teman-teman ya di tempat-tempat seperti kafe itu. Kebutuhan untuk menghabiska...
Tulisan merupakan bukti bahwa kita pernah hidup