Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Hujan Pertama di Akhir Oktober

Oleh : Fatmalilia Atha Azzahra Nyaris lima bulan hujan absen mencium tanah, enggan singgah walau sebentar. Meninggalkan serentetan cerita menyedihkan. Asap, kebakaran hutan, kekeringan lahan, gagal panen, krisis air bersih, juga tanah retak-retak yang membuka 'mulut'nya berdoa pada Tuhan agar menurunkan hujan. Pukul setengah lima sore, setelah seharian begitu gerah nyaris sampai ubun-ubun. Langit pelan-pelan berubah warna menjadi kelabu. Pertanda langit kalau hujan yang tak pernah putus harapan terus ditunggui lima bulan terakhir akan segera turun. Matahari masih benderang, awan kelabu tidak berhasil menutupinya saat tetes hujan turun satu-satu. Tidak deras benar. Tetapi cukup untuk menerbitkan ucapan-ucapan syukur dari penghuni kampus, cukup untuk mengobati rindu daun-daun zamani zaman, cukup untuk membuat si Jambul-burung peliharaan Bang Raras-berkicau girang, dan cukup membuat tanah tersenyum sebab cintanya pulang. Akhir oktober yang indah. Terimakasih Tuhan.

Sajak Yang Putih Buat En

Oleh : Fatmalilia Atha Azzahra En, aku tidak tahu bagaimana caranya bersikap terhadapmu. Aku tidak paham mana batas-batas antara, sama tidak pahamnya seperti ketika aku melihat angka-angka. Tapi bukan berarti aku tak berusaha, En. Kamu mana pernah tahu bagaimana sulit nya aku mengatasi kecanggungan yang kerap kali muncul setiap kali kita berpapasan atau berada di ruangan yang sama. Kamu mana pernah tahu betapa sibuknya aku mendaftar berbagai pembicaraan ringan agar kamu tak merasa diabaikan olehku. Kamu mana pernah tahu kalau aku setiap hari senantiasa berusaha menahan diri agar tak mencari-cari kelabatmu. En, aku diam karena tidak tahu bagaimana caranya menyikapi perasaanku. Aku diam lantaran ada begitu banyak tanda tanya mengelabat menunggu jawaban, ada begitu banyak perca-perca peristiwa juga kenangan yang menuntut uraian penjelasan. Dan lagi, ada begitu banyak luapan perasaan bercampur-baur, muncul berganti-ganti sampai tak kutemukan padanan kata untuk dapat menjelaskann

Catatan Hati Seorang Kakak

Oleh: Fatmalilia Atha Azzahra Saya resah tiap kali pulang ke rumah dan mendapati adik-adik saya memelototi tayangan di TV yang menurut saya sama sekali tak menumbuhkan karakter baik. Iklan-iklan juga seolah-olah bersepakat mengamini. Masak iya, iklan minuman penambah energi modelnya penyanyi dangdut berpakaian superpendek menyanyi-nyanyi sambil mendesah manja. Astaga! Apa hubungannya minuman energi dengan desahan? Saya nyaris berteriak kesal ketika tak sengaja menonton cuplikan iklan tersebut. Ada juga film kartun yang saya temui. Slogan tokoh utamanya amat mengusik. Diceritakan bahwa tokoh utamanya adalah seorang bocah hiperaktif, cerdas, dielu-elukan banyak orang, dan dikenal dengan slogan “kerjakan cepat, lupakan yang lain!” Dalam kehidupan sehari-hari slogan itu mengajak lebih dekat pada sikap egois, individualis. Seolah-olah kehadiran orang-orang di sekitarnya akan menganggu kerja-kerjanya. Kerjakan cepat, lupakan yang lain . Kata-kata seperti ini nih yang bikin anak-