Petang menjelang tua. Pada salah satu petang di pelataran HIMTI. Ada jeda diam yang panjang. Abbas sedang ‘mencoba’ mencurahkan segenap perhatian pada salah satu mahakarya draft tulisan di laptop birunya. Dan aku seenaknya mengganggu dengan segala macam pertanyaan. “Tempatmu pulang adalah tempat dimana ada orang yang memikirkanmu.” Manuver Abbas yang tidak terduga. Tanpa tahu muasalnya dia mengutip kata-kata Naruto pada salah satu episode The Movienya. “Bagaimana caranya kita tahu seseorang sedang memikirkan kita?” Aku jail bertanya. Posisi duduk bersilanya segera berubah. Dengan cueknya Abbas berbaring di lantai pelataran yang merah. Semerah baju yang dikenakannya. “Ya, pikirkan dia.” “Ih, maksudnya?” Aku tidak terima dengan jawabannya. Lantas berlagak tidak mengerti. Aku selalu suka kalau Abbas menjelaskan lebih banyak. “Kalau misalnya ada orang kupikirkan, terus pulang ma ke orang itu. Tapi ternyata cek per cek ini orang tidak pernah ka na pikir. Berarti salah tempat ...
Tulisan merupakan bukti bahwa kita pernah hidup