Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Catatan Kecil Untuk Kamu Yang Tak Lelah Kuminta Pada Tuhan Untuk Jadi Bagian Masa Depanku

Sampai hari ini aku masih berusaha untuk tidak berhenti yakin kalau kelak padamu hatiku tertaut. Kelak kita bisa duduk berdampingan berdua di taman belakang rumah tanpa mengatakan apa-apa tapi tetap merasa dipahami. Bersamamu, kelak kita tidak hanya sebagai yang saling mencintai tetapi sebagai sesama teman hidup. Kamu tidak hanya berhasil membuatku jatuh hati--kamu juga berhasil menawarkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kubayangkan bisa diberikan orang lain. Aku tidak bisa menjanjikan banyak hal. Yang pasti kamu akan kucintai tanpa batas waktu. Aku juga tidak bisa langsung menjanjikan perhatian sepenuhnya, sekali (atau berkali-kali) kamu mungkin mengeluh aku tidak peka. Tapi tiap hari aku tidak lelah berusaha membangun pemahaman, mengerti segala kesibukanmu, memaklumi kerja-kerjamu, dan berlapang hati sebab kamu tidak bisa selalu ada setiap kali aku rindu. Oh ya, tolong jangan komentari tulisanku yang memang tidak rapi, kadang-kadang tidak bisa kamu baca sama seka...

Siapa Suruh Jadi Dewasa

Oleh: Fatmalilia Atha Azzahra Jadi orang dewasa itu ternyata tidak menyenangkan yah? Mau melakukan sesuatu sekalipun itu benar dan baik mesti dipertimbangkan dulu. Saya sampai curiga jangan-jangan saat ‘pelantikan’ untuk jadi dewasa masing-masing kita diberi timbangan. Menjadi dewasa berarti juga harus pandai menyembunyikan banyak hal, itu mungkin alasan mengapa mereka selalu mencari ruang-ruang privasi sebagai tempat persembunyiannya. Dan karena mereka banyak menyembunyikan, mereka juga banyak berbohong. Apalagi kalau bukan demi menjaga apa yang mereka sembunyikan. Meskipun mereka tahu kalau berbohong itu dosa, ada-ada saja alasannya untuk membenarkan kelakuan mereka. Argumen yang paling sering mereka gunakan garing sekali, contohnya ‘Berbohong demi kebaikan itu nggak apa-apa’ atau ‘Ini demi kebaikan semua orang’ . Orang dewasa juga punya kebiasaan buruk yakni ‘memberi nilai’ pada segala gerak-gerik dan perbuatan sesamanya. Itu mungkin kegunaan lain dari timbangan mereka...