Beberapa bulan belakangan, untuk menu sarapan pagi di Jayapura saya sedang fanatik pada bubur sumsum. Bubur dari tepung beras yang dimasak bersama santan dengan kuah gula merah itu terasa ringan dan nyaman di perut. Sampai nyaris setiap pagi, saya selalu singgah di warung kue jajan pasar setelah lampu merah Brimob. Di sanalah saya bisa mendapatkan bubur sumsum yang enak dikemas dalam cup plastik 450 ml seharga enam ribu perak. Kemasannya memang tidak ecofriendly sayang, tapi praktis dibawa-bawa tanpa takut tumpah. Btw , di Jayapura banyak pilihan menu sarapan untuk dirimu yang tidak sempat (malas) masak di pagi hari. Mulai dari nasi kuning yang paling populer, nasi uduk, aneka bubur hingga gorengan. Tapi diantara semua bubur yang dijual, bubur sumsumlah yang sedikit perlu usaha untuk mencarinya. Mungkin karena oarang-orang di Papua ini kebanyakan adalah pekerja keras sehingga tren sarapannya ialah sesuatu yang mengenyangkan, membuat bubur sumsum yang porsinya sedikit dan massany...
Tulisan merupakan bukti bahwa kita pernah hidup