Langsung ke konten utama

Hujan Pertama di Akhir Oktober


Oleh : Fatmalilia Atha Azzahra

Nyaris lima bulan hujan absen mencium tanah, enggan singgah walau sebentar. Meninggalkan serentetan cerita menyedihkan. Asap, kebakaran hutan, kekeringan lahan, gagal panen, krisis air bersih, juga tanah retak-retak yang membuka 'mulut'nya berdoa pada Tuhan agar menurunkan hujan.


Pukul setengah lima sore, setelah seharian begitu gerah nyaris sampai ubun-ubun. Langit pelan-pelan berubah warna menjadi kelabu. Pertanda langit kalau hujan yang tak pernah putus harapan terus ditunggui lima bulan terakhir akan segera turun.


Matahari masih benderang, awan kelabu tidak berhasil menutupinya saat tetes hujan turun satu-satu. Tidak deras benar. Tetapi cukup untuk menerbitkan ucapan-ucapan syukur dari penghuni kampus, cukup untuk mengobati rindu daun-daun zamani zaman, cukup untuk membuat si Jambul-burung peliharaan Bang Raras-berkicau girang, dan cukup membuat tanah tersenyum sebab cintanya pulang.


Akhir oktober yang indah. Terimakasih Tuhan. Kasih SayangMu tak terbatas lagi tak terbalas. Semoga hujanMu petang ini menjadi perantara Rahmat yang tak pernah lekang.


Himpunan, 31 Oktober 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Suatu Petang..

Aku memandang lepas ke pelataran HIMTI yang nyaris setengahnya tertutupi pohon bebungaan bila dilihat dari sela daun mangga depan Himpunan, tempatku berdiri dan mengamati saat ini. Di bawah sana, berpuluh-puluh manusia sepertiku lalu-lalang dengan berbagai urusan. Bolak-balik memfotokopi, susah payah mengekori asisten agar sudi membuka laporan walau selembar. Tetapi ada juga yang duduk santai di sudut kantin mace, meningkahi gerimis sore ini dengan kepul hangat kopi dan uap kretek, malas masuk kelas sebab katanya dosen tidak pernah mengajarkan kebenaran. Puluhan pasang kaki di bawah sana, kaki yang sama seperti kakiku, sedang terseok-seok mengejar mimpi atau titipan harapan dari orangtua. Tidak semuanya berhasil tentu saja. ada beberapa yang berhasil keluar dari kampus dengan toga yang dipindahkan secara khidmat oleh tangan Yang Mulia Rektor, tetapi tidak sedikit yang keluar dengan selembar SK DO yang ditandatangani juga oleh tangan Yang Mulia Rektor. Aku tidak sengaja...

Kamu tahu nggak, sih?

Kamu tahu? Tidak ada wanita di dunia ini yang cukup sanggup untuk tidak menuntut status dan kejelasan. Karena dia harus memutuskan pada siapa hatinya yang satu dijatuhkan. Kamu tahu tidak? Setiap kali kamu bercanda soal 'kita', ada sejenis perasaan yang belum kudefenisikan muncul. Dadaku tiba-tiba nyeri, seluruh tubuhku nyeri. Seperti ada sesuatu yang kau ambil dariku. Aku sakit hati, tapi tidak tahu karena apa. Kamu tahu kan, kalau aku tidak pernah cukup mampu untuk mengutarakan perasaan lewat kata. Cuma nyaman mengutarakan segalanya dalam tulisan. Kalau aku diam ketika kau 'candai', boleh jadi saat itu aku sedang berjuang menguatkan diri, biar tak jatuh terduduk saking sakitnya. Ramsis, 14 Mei 2015

Laporan ilmu Tanah: Bulk Density

I. PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partikel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut. Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padat pada tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya menggenang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar.   Besaran ini menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang paling sering di pakai adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot isi saja. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan alat-alat pertanian, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan da...