Aku bahagia, seperti
punya teman untuk bercerita dan ruang untuk sejenak merasakan lega, setelah
beberapa hari terakhir kulitku gerah bahkan untuk menikmati suhu air
conditioning 16̊ C yang dirasa sejuk oleh
teman sekelasku. Waktu ketika mendung mulai menghamparkan selimut kelabu lalu
menyalakan pelanginya.. rasanya seperti pertama kali bersalaman dengan hidup.
Aku seperti ingin menerabas hujan, tetapi tak mungkin
untuk saat ini, bahkan tidak untuk sekedar bersalaman dengan denting-denting
gemericiknya dari jendela kaca mobil. Bukan Karena banyaknya kenangan yang
disulam hujan untukku tetapi lebih karena ia kuasumsikan sebagai panghapus
jejak-jejak rindu yang mengarah padamu.
Aku sedang dalam perjalanan pulang kali ini, tidak untuk
mencoba mencari jejakmu di lumpur becek. Tetapi untuk menuntun hujan ke tempat
pertama kali ia berhasil menahanku bersamamu. Aku tidak akan memintanya untuk
menghanyutkan jejakmu di tempat itu, hanya saja aku ingin hujan ini menahanku
di sana sendirian sampai aku benar-benar yakin bahwa kala itu aku benar-benar
berteduh sendirian, tidak ada kamu.
Aku tidak hendak menghapus sekelumit hikmah yang terilhami
dari pertemuan kita, hanya saja aku ingin belajar meluaskan hati dengan
memahami bahwa setiap jejakmu tak pernah berhasil menemuiku..
#beberapa hari setelah
hujan membasuhku.
Komentar