Berharap. Kecewa. Jatuh.
Bangkit lagi. Lalu jatuh, menjadi puing-puing. Berharap lagi. Kecewa lagi.
Berkali-kali selalu terperosok di lubang yang sama. Dan kali ini ingin
kuberhentikan siklus itu dengan keteguhan yang berbeda. Semoga tidak ada celah
lagi untuk tumbuhnya harapan yang sama. Karena tidak ada yang bisa menjamin
untuk dapatkan keyakinan bangkit lagi.
Aku tidak menyalahkan siapa-siapa. Tidak dia, aku, juga
kamu. Tidak ada yang salah. Karena cinta pada hakikatnya adalah suci. Aku
senantiasa berdoa pada Tuhan agar memberikan ampunanNya Padaku, Padamu, juga
dia. Karena aku takut. Takut sekali kehilangan cintaNya.
Lebih dari itu, aku sampaikan rasa terima kasihku atas
kenangan yang akan jadi pelajaran berharga untuk hidupku. Aku yakin, masa lalu
bukan untuk dilupakan tapi utuk dikenang dan dijadikan pelajaran, agar hidup
lebih tertata kedepannya.
Oh ya, terima kasih lagi karena berkat cinta, aku bisa
bersalaman dengan sajak-sajak dan bermandikan reruntuhan bahasa. Terlebih lagi,
karena cinta itu membuatku mampu memahami cintaNya.
Komentar