Langsung ke konten utama

Catatan Kecil Tentang Luka




http://obathipertiroid.info/wp-content/uploads/2015/02/luka-pada-anak.jpg 

        Tadi siang pergelangan tanganku luka. Ada satu garis merah membujur sepanjang 1 cm di permukaan kulit nadiku. Luka itu kelihatannya masih baru, ada titik-titik darah mengering di sepanjang alurnya. Aku tidak ingat dimana dan kapan persisnya luka itu kuperoleh. Hanya saja, dilihat dari bentuknya, kalau tak salah itu luka bekas cakaran.

       Tidak ada yang aneh soal luka bekas cakaran. Bukankah kita seringkali tanpa sadar telah melukai diri-sendiri? Yang luka itu baru kita sadari ada setelah muncul rasa perih akibat tersentuh air, tidak sengaja bersinggungan dengan perasan jeruk nipis, atau bahan-bahan kimia macam sabun dan pembersih muka.

         Kupir ada yang menarik soal luka. Aku seringkali mendengar  komentar beberapa kawan yang pernah mengalami kecelakaan. Nyaris semua mengaku kalau mereka sama sekali tidak merasakan sakit atas luka yang mereka dapatkan saat kecelakaan terjadi. Justru setelah luka itu dibersihkan dengan antiseptik dan sedikit baluran air, barulah si luka berdenyut perih sebab disentuh sesuatu.

        Wahai.. kalau begitu ketika kita merasa sakit saat ini, berarti sesuatu telah menyentuh luka kita di suatu tempat. Dan itu menimbulkan perih yang sangat.

        Apakah.. apakah itu jawaban atas pertanyaan mengapa kita sering mendadak sendu, tiba-tiba ingin menangis saat hujan turun?

         Apakah karena hujan secara tidak sengaja telah menyiramkan air di permukaan luka kita yang entah, dan itu membuatnya perih, sehingga kita menangis?

          Kukira mulai saat ini kita perlu sama-sama mencari tahu resep ampuh tentang cara menyembuhkan luka. Minimal membuat luka-luka itu mengering, tertutupi kulit kembali, meskipun di sana-sini meninggalkan bekas bilur. Setidaknya kita tidak perlu merasa perih setiap kali hujan "menyinggung' bekas luka itu.

Makassar, 28 Februari 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Jaringan Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Secara umum jaringan berarti gabungan atau koordinasi antar beberapa sel yang mempunyai fungsi yang sama. Terkhusus untuk jaringan tumbuhan, terdapat jaringan meristem yang di dalamnya terdapat merisstem primer dan meristem sekunder. Jaringan kedua yaitu jaringan dewasa yang terdapat di dalamnya jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penguat, jaringan pengangkut dan jaringan gabus. Semua akan kita bahas di bab selanjutnya.             Untuk menguasai mata kuliah botani kita tidak hanya akan mempelajari klasifikasi sel, tetapi kita juga diharuskan mengetahui sifat dan fungsi jaringan tersebut. Lebih lanjut, akan dibahas sedikit mengenai anatomi akar, batang dan daun untuk memudahkan kita dalam pengklasifikasian jaringan karena ketiga bagian tumbuhan ini mempunyai jaringan-jaringan tersendiri yang khas sesuai fungsinya. B.   Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik beberapa rmusan ma

laporan biotek: pembuatan media tanam

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya. Oleh karena itu, macam-macam media kultur jaringan telah ditemukan sehingga jumlahnya cukup banyak. Nama-nama media tumbuh untuk eksplan ini biasanya sesuai dengan nama penemunya. Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen bahan kimia yang hampir sama, hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk tiap-tiap persenyawaan. Media yang digunakan biasanya berupa garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu diperlukan juga bahan tambahan seperti agar-agar, gula, arang aktif, bahan organik dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Medium yan

Pada Suatu Petang..

Aku memandang lepas ke pelataran HIMTI yang nyaris setengahnya tertutupi pohon bebungaan bila dilihat dari sela daun mangga depan Himpunan, tempatku berdiri dan mengamati saat ini. Di bawah sana, berpuluh-puluh manusia sepertiku lalu-lalang dengan berbagai urusan. Bolak-balik memfotokopi, susah payah mengekori asisten agar sudi membuka laporan walau selembar. Tetapi ada juga yang duduk santai di sudut kantin mace, meningkahi gerimis sore ini dengan kepul hangat kopi dan uap kretek, malas masuk kelas sebab katanya dosen tidak pernah mengajarkan kebenaran. Puluhan pasang kaki di bawah sana, kaki yang sama seperti kakiku, sedang terseok-seok mengejar mimpi atau titipan harapan dari orangtua. Tidak semuanya berhasil tentu saja. ada beberapa yang berhasil keluar dari kampus dengan toga yang dipindahkan secara khidmat oleh tangan Yang Mulia Rektor, tetapi tidak sedikit yang keluar dengan selembar SK DO yang ditandatangani juga oleh tangan Yang Mulia Rektor. Aku tidak sengaja