Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Tanpa Kamu

Oleh: Fatmalilia Atha Azzahra Kamu tahu rasanya kosong? Seperti lembaran buku, tergeletak di sisi tempat tidurku yang pernah kunamai rindu. Tanpa corak. Tanpa cerita. Tanpa rasa atau sekedar prasangka. Hanya kosong yang kadang-kadang memusingkan. Kamu pernah merasa kosong? Bangun di pagi hari tanpa tahu harus melakukan apa. Berjalan begitu saja. Berhenti ketika lelah. Terduduk lagi di depan lembaran buku yang kunamai rindu. Sepi. Sunyi juga rindu itu. Kamu pernah merasa kosong? Mendadak penaku macet. Tintanya habis. Kata-kata yang senantiasa berdesak-desakan ramai di kepala kini diam. Tanganku kebas. Menulis yang selalu menjadi hal yang membuatku damai, tiba-tiba menjadi hal tersulit. Ada cerita yang ingin kubagi. Ada bahagia yang ingin kusampaikan. Ada perasaan kosong yang ingin kuberitahu. Ada sedih yang ingin kutumpahkan. Tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Atau aku harus memulai dari mana. Kosong. Kata-kata timbul tenggelam. Aku tidak tahu apa yang h...

Padahal Baru Sehari..

Rasanya aneh, sebab tiba-tiba tidak ada lagi kamu yang kudapati sedang di depan laptop setiap pagi, menonton kartun kesukaanmu atau sedang sibuk mengerjakan banyak hal. Atau mendapatimu masih tidur padahal hari telah siang sebab kamu begadang semalaman. Rasanya aneh, tidak ada lagi kelabatmu di koridor jurusan. Tiba-tiba orang lain yang mengantarku pulang. Tiba-tiba tidak ada lagi ketukan sandal di sebelah kananku setiap kali berjalan. Tiba-tiba tidak ada lagi yang datang seenaknya meminum air di gelasku. Aku juga selalu kesulitan menghabiskan makanan sendirian. Sekarang yang menjadi penyangga hati tinggal beberapa lembar kertas dan pesan singkat. Rasanya aneh, tiba-tiba harus mengantarmu pergi untuk waktu yang lama. Banyak sekali yang ingin kukatakan di 29 menit sebelum kamu berangkat, tetapi dengan risiko menangis yang besar juga. Jadinya malah 29 menit yang singkat itu berlalu dalam diam. Bahkan kamu masih sempat-sempatnya ketiduran. Aku bukannya manja, hanya saja s...

1.460 Hari Mencintaimu

Oleh: Fatmalilia Atha Azzahra 1.460 hari, tidak kusangka butuh selama itu yang kubutuhkan untuk menjawab segala tanya yang mengusik tiap saat perihal kamu. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah memang kamu, atau pantaskah memang kamu menjadi yang pertama? Aku nyaris tidak percaya, butuh waktu selama itu untuk berdamai dan memahami bahwa tidak selalu hidup kita berjalan sesuai rencana. 1.460 hari telah kucicipi segala bentuk rasa sakit, kesedihan, dan patah hati. Kalau hatiku ini ranting pohon, maka aku telah berkali-kali patah, terinjak-injak, dan hancur. Telah kupelajari segala bentuk keputusasaan, kecewa, dan terabaikan. Kalau kecewa itu adalah belati, maka aku telah ditikamnya berkali-kali. Aku mencintaimu secara buta. Mataku kuletakkan padamu sehingga aku selalu gagal melihat yang lain. Aku juga tuli untuk mendengarnya dari orang lain. Aku mencintaimu secara buta, sampai kuibaratkan hidupku ada dalam hidupmu. Kesedihanku adalah jika kau bersedih. Kebahagiaanku ada...

Mengapa Kita Harus Menangis Bila Sepi Melanda?

Oleh: Fatmalilia Atha Azzahra Mengapa kita harus menangis ketika sepi melanda, Ar? Bukankah hidup manusia adalah jalan yang sepi. Bahkan untuk menganasir tawa dan diammu ialah sepi bagiku Kita terkadang hanya tidak biasa, apalagi setelah seseorang mengisi hari-harimu, tertawa bersamamu, dan mencoba menjadi bagian dari hidupmu. Tapi waktu untuk saling mengisi hari perlahan-lahan berkurang sebab kesibukan sehari-hari menyisakan percakapan-percakapan beku, pertemuan yang dingin, dan bisu yang mematikan Mengapa kita harus menangis ketika sepi melanda, Ar? Sebab sebahagia apapun kita, Seduka apapun kita Kita sendirilah yang harus menanggungnya.. Rumah, 18 Mei 2016 Sepi. Rindu tapi sendiri

Pertanian dan Mimpi-Mimpi

Oleh: Fatmalilia Atha Azzahra Bicara soal mimpi-mimpi mungkin tidak akan pernah ada habisnya, ia berubah seiring bertambahnya pemahaman kita soal hidup, atau ia berubah ketika kita mengenal hal-hal baru. Boleh jadi berubah menjadi lebih luas dan abstrak atau bisa menjadi lebih sempit dan jelas. Ok, lupakan soal perubahan mimpi. Saya sedang ingin menulis catatan ini sebagai seorang mahasiswa pertanian yang punya mimpi ingin melihat anak cucu saya nanti masih bisa melihat kupu-kupu terbang di alam bebas dan mereka berlarian bermain petak-umpet di antara pepohonan. Oh ya, saya juga ingin mengutip beberapa paragraf yang ditulis oleh Puthut EA dalam bukunya Cinta Tak Pernah Tepat Waktu . Soal mengapa orang-orang sudah tidak lagi menumbuk padi dengan lesung? Sebab memang biji padi yang sekarang ada sudah tidak kuat menahan gempuran alu. Mengapa? Itu terjadi karena jenis padi yang dipaksakan oleh suatu sistem yang terkenal dengan “Revolusi Hijau”. Revolusi Hijau bukan hanya merus...