Selamat malam Ar, atau bolehkah kuucapkan selamat pagi saja karena sayup-sayup kudengar kokok ayam telah membahana, jam sudah menunjukkan sebentar lagi mega fajar akan menyibak malam. Maaf bila kedatanganku mungkin mengganggu, memenggal istirahatmu yang nyenyak. Ini adalah dinihari kedua Ramadhan, hari kedua ritual suci makan sahurku. Dan aku sendirian, dalam kamar hijau kusam berukuran 3 x 4 meter, ranjang bertingkat dua yang hanya ada aku seorang. Tentu kau heran, tak biasanya Ramadhan penuh berkah dan kegembiraan ini kulewati seorang diri. Tapi begitulah kenyataannya sekarang. Ada hal-hal yang membuatku tak dapat pulang ke rumah melaksanakan puasa dan sahur bersama Mama, Ayah dan Adik-adikku. Mengingat kenyataan itu, aku tiba-tiba jadi ingat kau. Kamu tahu, setiap kali tengah malam di waktu paling hening aku teringat kau, saat itu seluruh sarafku mendadak menolak bekerjasama. Kesadaranku pulih dengan cepat, mataku bandel tak mau terpejam. Aku hanya teringat kau, dan ing...
Tulisan merupakan bukti bahwa kita pernah hidup